Beijing, Bolong.id - Kerajinan berbahan kulit hewan, termasuk warisan budaya Tiongkok. Salah satu pengarajinnya, Li Jinyun (3) warga Kota Datong, Provinsi Shanxi, Tiongkok. Ia mengerjakan dan berdagang hasilnya mewarisi pekerjaan orang tuanya.
Dilansir dari 人民网, Jumat (14/10/2022), Li belajar ukiran kulit dari kakeknya, seorang tukang pengukir kulit, saat dia berumur 13 tahun dan memulai bekerja di kerajinan tangan di usia 18 tahun.
Kerajinan kulit melibatkan beberapa tahapan, antara lain pemilihan bahan kulit, menggambar pola, mengukir, dan mewarnai. Di antara semua langkah, pemilihan bahan kulit sangat penting karena mempengaruhi prosedur yang mengikuti, kata Li.
Li menjelaskan bahwa teknik ukiran kulit yang rumit membutuhkan tangan seniman yang stabil untuk memastikan kualitas karya ukiran.
Alat utama yang digunakan untuk mengukir kulit antara lain pengukir dan palu nilon. Selain itu, Li telah menciptakan beberapa alat khusus untuk keperluan lain seperti mengukir pola dekoratif.
Li saat ini sedang memproduksi replika ukiran kulit seukuran aslinya dari Tembok Sembilan Naga yang terkenal, sebuah peninggalan budaya di kota Datong. Dia menjelaskan bahwa replika itu akan memiliki panjang 8 meter dan akan memakan waktu setidaknya setengah tahun untuk menyelesaikannya.
Sejauh ini, Li telah melatih 13 orang magang. Dia telah melakukan lebih banyak upaya untuk mewariskan kerajinan tradisional, karena semakin banyak anak muda yang mengenal ukiran kulit Datong dalam beberapa tahun terakhir berkat perkembangan Internet yang berkelanjutan dan kegiatan yang mempromosikan warisan budaya takbenda di sekolah.
"Saya mencoba mengintegrasikan ukiran kulit dengan beberapa elemen budaya dan kerajinan lainnya termasuk karya bordir Suzhou, giok dan ornamen perak," kata Li, berharap lebih banyak orang, termasuk orang asing, mengenal kerajinan tradisional.
(*)
Advertisement
