Huawei P50 - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami
Bolong.id Beijing, – “Ponsel Huawei semakin laku, semakin mahal,” begitu komen warganet Tiongkok, sejak peluncuran seri P50, akhir Juli 2021.
Harga terendah 4.488 yuan (Sekitar Rp 9,94 Juta) dan harga tinggi dimulai 7.988 yuan (Sekitar Rp 17,7 Juta). Apalagi semua seri P50 tidak mendukung 5G. Beberapa orang mengatakan, mending membeli ponsel Apple dengan harga itu.
Memang, harga P50 tidak murah. Tetapi harga semua merek juga naik.
Dilansir dari一跃IT pada Minggu (3/10/2021), mayoritas masyarakat memiliki mindset, bahwa produk lokal tidak pantas dihargai tinggi.
Konsumen Tiongkok pernah membongkar ponsel Apple dan merinci harga komponen Apple. Ketemu biaya komponn Apple sekitar 3.000, tetapi dijual dengan harga 7.000 atau 8.000. Ini dia nilai kekuatan merek. Demikian pula merk Huawei, semain menanjak.
Terlebih lagi, Huawei, sebagai salah satu dari sedikit perusahaan teknologi yang dapat meneliti dan mengembangkan secara mandiri, tidak hanya menorehkan prestasi di bidang komunikasi dan chip ponsel, tetapi juga telah membuat terobosan dalam sistem ponsel.
Sulit untuk mencapai level ini tanpa biaya. Berbagai fenomena dapat menunjukkan bahwa Huawei menghabiskan banyak uang dan membutuhkan uang untuk penelitian dan pengembangan.
Ren Zhengfei juga menyebutkan alasan mengapa ponsel Huawei menjadi semakin mahal. Dia mengatakan bahwa dia belajar dari Apple dan menaikkan harga ponsel agar produsen ponsel lain memiliki ruang untuk bertahan hidup, alih-alih menekannya dengan harga murah.
Lantas kenapa Ren Zhengfei mau melakukan ini? Alasannya sangat sederhana, yakni berharap Huawei bisa berada di bawah tekanan agar bisa melangkah lebih jauh.
Apalagi di pasar high-end, dibandingkan Apple dan Samsung, Huawei juga paling murah, dan Huawei juga menjual ponsel murah.
Advertisement