City Of The Week: 5 Tokoh Top dari Lanzhou

兰州 - Image from 百度

Lanzhou, Bolong.Id – Kota Lanzhou (兰州) Provinsi Gansu, Tiongkok tengah, terkenal dengan kuliner lezat, Juga punya banyak destinasi wisata menarik dan hal-hal bersejarah.

Dilansir dari Lanzhou.china.org.cn pada (22/10/2021) berikut ini tokoh terkenal di dunia yang berasal dari Lazhou:


1.    Li Yuan Hao

Li Yuan Hao - Image from china.cn

Li Yuanhao (1003-1048), adalah kaisar pertama Dinasti Xixia. Memiliki marga Li, diberikan oleh kaisar kepadanya selama Dinasti Tang. 

Li Yuanhao sangat rajin dan selalu ingin menimba ilmu. Dia sangat tertarik pada studi hukum dan strategi perang, dan dia juga mahir dalam bahasa Han dan bahasa Tibet.

Li Yuanhao mengobarkan beberapa perang eksternal untuk memperluas jangkauannya dan mendapatkan kekuasaan ketika dia masih muda. Selama pemerintahan ayahnya, ia menyatakan ketidakpuasan yang kuat dengan kepatuhan ayahnya kepada penguasa Dinasti Song. Dia memiliki ambisi besar untuk membangun kerajaannya sendiri.

Akhirnya, pada tahun 1038, Li Yuanhao mengambil alih gelar "kaisar" dan mendirikan "Kerajaan Xixia." Setelah berdirinya Dinasti Xiaxia, Li Yuanhao mengobarkan banyak perang dengan penguasa Dinasti Song dan Dinasti Liao dan mengalahkan mereka berkali-kali.

2.    Zhao Yuanzhen

Zhao Yuanzhen - Image from china.cn

Zhao Yuanzhen (1879-1974), lahir di Kabupaten Zhengning, Provinsi Gansu, mendedikasikan hidupnya untuk mengembangkan perusahaan pendidikan di Gansu. 

Dia masuk ke Sekolah Tinggi Seni di Gansu pada tahun 1904, dan di Universitas Peking selama empat tahun. kemudian. Setelah itu, Zhao berpartisipasi dalam Persatuan yang dipimpin oleh Sun Yat-sen dan mengumpulkan uang untuk perusahaan pendidikan di Lanzhou dengan menghubungi teman-teman sekolahnya yang saat itu sedang belajar di Jepang. 

Ketika lulus pada tahun 1913, ia dikirim ke AS untuk studi lebih lanjut dan akhirnya memperoleh gelar doktor pada tahun 1922.

Dia kembali ke Tiongkok hingga tahun berikutnya dan diangkat sebagai direktur Departemen Pendidikan Gansu. Zhao bahkan menyumbangkan rumah dan tanah pertaniannya sendiri untuk mendirikan sekolah menengah baru dan memikul tugas kepala sekolah.

Setelah Republik Rakyat Tiongkok berdiri, Zhao masih mengabdikan dirinya untuk karir pendidikan dengan sepenuh hati. Dia meninggal di Lanzhou pada tahun 1974.


3.    Du fu

Du Fu - Image from 百度

Du Fu (712-770) adalah penyair realis hebat dari Dinasti Tang. Nama gayanya, juga dikenal sebagai nama kehormatan, adalah Zi Mei (子美). Du juga dikenal dengan nama samaran Shao ling ye lao (少陵野老). 

Du Fu prihatin dengan negara dan rakyatnya. Dia menciptakan sekitar 1.500 puisi dan sebagian besar telah dilestarikan dengan baik dan diturunkan dari generasi ke generasi.

Du Fu terkenal dengan puisinya yang indah dan memiliki pengaruh yang luas terhadap perkembangan puisi klasik Tiongkok. Dia dihormati dan terkenal sebagai "Master of Chinese Poetry", bersama dengan Li Bai, yang merupakan "Poetic Genius" yang terkenal oleh keturunannya.

Ketika ia masih muda, Du Fu bepergian di Jiangsu, Zhejiang, Hebei dan Shandong. Selama perjalanannya, dia bertemu Li Bai dua kali dan mereka mendiskusikan puisi mereka dengan akrab. Setelah itu, mereka membangun persahabatan yang mendalam satu sama lain.

Dari usia 35 hingga 44 tahun, Du Fu mengalami banyak frustrasi selama karir resminya. Dia terjebak di Chang'an, ibu kota saat itu, setelah kegagalannya dalam ujian kompetitif kekaisaran. 

Akhirnya, dia hanya mendapat posisi resmi kecil, dan bertanggung jawab untuk menjaga senjata resmi.

Du Fu kemudian mengalami Pemberontakan An Lushan nanti. Selama periode gejolak politik ini, Du masih kurang dihargai dan kurang dihargai. Dia hanya mendapat posisi resmi kecil "Zuoshiyi" (左拾遗). Tapi saat ini, Du menulis puisi besar “Sanli”(三吏) dan “Sanbie”(三别), yang menciptakan dua gaya baru dalam puisi naratif --- wacana dan berbicara untuk orang lain.

Selama dekade terakhir hidupnya, Du Fu banyak berpindah-pindah karena turbulensi zaman. Du Fu dan keluarganya melarikan diri ke barat daya China. Du meninggal karena sakit di Sungai Xianjiang.


4.    Genghis Khan

Genghis Khan - Image from china.cn

Genghis Khan (1162-1227) adalah pendiri dan Khan Agung (kaisar) dari Kekaisaran Mongol, yang menjadi kekaisaran bersebelahan terbesar dalam sejarah setelah kematiannya. 

Pada tahun 1226, Genghis Khan memimpin pasukannya dalam kemenangan mereka atas kota Ganzhou dan Suzhou (sekarang Zhangye dan Jiuquan di Provinsi Gansu). 

Dia datang ke Gunung Xinglong, tetapi kedua putranya menyadari bahwa mempertahankan wilayah itu lebih sulit daripada merebutnya. Dia mengajukan cetak biru untuk “bersekutu dengan Dinasti Song untuk melenyapkan Dinasti Jin.” Genghis Khan meninggal pada tahun 1227.

5.    Zuo Zongtang

Zuo Zongtang - Image from china.cn

Zuo Zongtang (1812-1885) adalah seorang negarawan dan pemimpin militer Tiongkok di akhir Dinasti Qing. Lahir di provinsi Hunan, ia bertugas di wilayah barat laut Tiongkok dan mengatasi banyak gangguan. Dia bertugas selama perang saudara Kekaisaran Qing melawan Pemberontakan Taiping, di mana sekitar 20 juta orang tewas.

Pada tahun 1874, Zuo diangkat sebagai komisaris kekaisaran untuk mengawasi Xinjiang. Dalam perjalanannya ke sana, Zuo memerintahkan tentaranya untuk menanam pohon willow di kedua sisi jalan dari Jingchuan ke Yumen. 

Meskipun tidak banyak yang tersisa dari pohon-pohon itu 130 tahun kemudian, pengabdiannya terhadap lingkungan telah dikagumi oleh generasi selanjutnya hingga saat ini. (*)