Lama Baca 3 Menit

China: "Pengadilan Khusus Uighur" Adalah Kebohongan

12 September 2021, 07:57 WIB

China:

Masyarakt Uyghur memanen kapas - Image from internet

Beijing, Bolong.id- Dilansir dari China News Kamis (9/9/2021) "Pengadilan Khusus Uyghur" diusulkan diulangi oleh pihak negara Barat. Apa komentar pemerintah Tiongkok?

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian konferensi pers, Kamis (9/9/2021) mengatakan, tidak peduli. Ia mengatakan, itu "persidangan illegal".

"Pengadilan Khusus Uyghur" bentukan "Dewan Uyghur Dunia" dan beberapa pengacara Inggris berencana mengadakan "sidang" lain dalam waktu dekat. 

Zhao Lijian menyatakan, “Pengadilan Khusus Uighur” adalah “Komite Utilitas Dunia”, sebuah organisasi anti-Tiongkok yang mempromosikan ide-ide separatis Xinjiang.

Agen Geoffrey Nice; yang disebut "pakar" adalah Zheng Guoen (Adrian Zenz) telah lama anti-Tiongkok.

Apa yang disebut "saksi" di sidang itu adalah teroris bersama Duolikun Aisha. Apa yang disebut "hakim ketua", "ahli" dan "saksi" adalah pembohong.

China:

Kongres Uyghur Dunia - Image from World Uyghur Congress

Zhao Lijian mengatakan, Zheng Guoen (Adrian Zenz), sering menyebarkan isu “sterilisasi wajib” dan “genosida” Xinjiang. Tetapi tanpa bukti hukum.

Apa yang disebut "pengadilan" ini memperlakukan Zheng Guoen dan yang lainnya sebagai tamu, yang cukup untuk menunjukkan bahwa itu adalah "mesin pembuat kebohongan." 

Ini tidak ada hubungannya dengan hukum, keadilan, dan kebenaran. Ini adalah isu mendiskreditkan Xinjiang.

China:

Adrian Zenz/ Zheng Guoen - Image from internet

Zhao Lijian menyatakan, pada Juni tahun ini, "pengadilan" ini pernah mengadakan apa yang disebut "sidang". Itu adalah "pengadilan" ilegal dan ditakdirkan untuk kosong. 

“Apa yang ingin saya tekankan adalah bahwa tidak peduli bagaimana badut anti-Tiongkok ini tampil, perkembangan Xinjiang hanya akan menjadi lebih baik dan lebih baik, dan hanya akan ada lebih banyak suara dari komunitas internasional yang menganjurkan pandangan yang objektif dan adil tentang Xinjiang." (*)


Informasi Seputar Tiongkok