Webinar ‘Riding Ups and Downs: Hong Kong-Indonesia Partnership - Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Hong Kong, Bolong.id – Acara Webinar ‘Riding Ups and Downs: Hong Kong-Indonesia Partnership’, Selasa (18/8/20) dihadiri beberapa pembicara dari Indonesia, Hong Kong dan Tiongkok. Seperti H.E Xiao Qian (肖千) Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Edward Yau (邱腾华) Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong, dan Peter Lam (林建岳) Direktur Dewan Pengembangan Perdagangan Hong Kong.
Xiao Qian (肖千) mengatakan, Tiongkok dan Indonesia sama-sama bersinergi dalam Belt and Road Initiative. Sinergi ini juga sejalan dengan strategi maritim global Indonesia. Dapat dicontohkan dengan pembangunan rel kereta api cepat Jakarta Bandung.
Dalam bidang ekonomi, kini ada lebih dari 1.000 perusahaan Tiongkok yang ada di Indonesia. Termasuk bidang mineral, tambang, telekomunikasi, dll. Peran Hong Kong dalam hal ini adalah sebagai jembatan antara Indonesia dan Tiongkok.
Greater Bay Area (Hong Kong, Makau, Guangdong) akan menjadi daerah yang menjembatani ekonomi Indonesia, Hong Kong dan Tiongkok. Seiring dengan Indonesia yang meningkatkan ekonominya, Hong Kong juga akan melihat kesempatan dari pengembangan ekonomi tersebut.
Indonesia dan Hong Kong menunjukkan peluang ekonomi yang besar. Meskipun PDB Hong Kong menurun 9% pada kuartal-1 dan kuartal-2 2020 imbas pandemi COVID-19, namun Hong Kong tetap mengambil pelajaran dari keterpurukan tersebut.
Musuh kita semua adalah virus, bukan satu sama lain; kita harus melawan perang antara dua kembar, virus dan ekonomi; kita juga melawan berbagai jenis pertempuran dibalik virus dan ekonomi itu sendiri, ujar Edward Yau (邱腾华).
Dalam upaya melawan COVID-19 dan menstabilkan kembali ekonomi, kita harus berusaha untuk melaksanakan berbagai aktivitas ekonomi. Seperti peningkatan perdagangan dan korporasi, serta program pendukung SME (Small Medium Enterprise).
Sebagai negara yang memiliki ekonomi besar, populasi tinggi dan sumber daya yang beragam, Indonesia akan menjadi mitra bisnis profesional Hong Kong, dan saling berinvestasi bersama.
Tentunya Hong Kong tidak bisa menjalankan hal ini sendirian, dan membutuhkan Tiongkok khususnya dukungan kementerian perdagangan di Beijing, tambah Peter Lam (林建岳). (*)
Advertisement