Foto : Istimewa Ilustrasi Bulan Buatan 2 - Image from koran-jakarta.com
Beijing, Bolong.id - Pada hari Sabtu (09/07/2022), ilmuwan Tiongkok melakukan sebuah penelitian untuk menjelaskan anomali komposisi kawah terbesar di bulan - Cekungan Kutub Selatan-Aitken (SPA) - serta mengidentifikasi material-material abnormal yang berasal dari kerak bulan.
Dilansir dari CGTN edisi sabtu (09/07/2022), studi ini dilakukan oleh tim peneliti khusus yang telah mempelajari ilmu planet di Universitas Shandong, serta menerbitkannya dalam jurnal Astrophysical. Jurnal ini dibuat berdasarkan data kumpulan Probe Chang'e-4 Tiongkok, yang dikeluarkan pada 8 Desember 2018 dan kemudian mendarat di dalam cekungan.
Saat menganalisis bagian yang menampilkan anomali tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa cekungan mengandung sejumlah besar bahan tak terduga yang biasanya ditemukan di kerak bulan, di samping bahan-bahan yang biasanya ditemukan di bawah permukaan atau mantel bumi.
Bahan kerak mungkin tertinggal setelah tumbukan asli yang membentuk cekungan, atau kemungkinan telah berada di sana sebagai akibat tabrakan benda-benda bulan.
Para ilmuwan mengembangkan model kelimpahan mineral yang menunjukkan hubungan antara komponen utama bulan seperti plagioklas, piroksen, dan olivin.
Menurut model, lapisan atas bulan terdiri dari kerak bulan yang terbentuk dari plagioklas, di bawahnya terdapat area mantel yang terdiri dari piroksen dan olivin yang lebih berat.
Keberadaan plagioklas ini dapat digunakan untuk membedakan antara batuan yang berasal dari kerak dan batuan yang berasal dari mantel bumi.
Tim peneliti menemukan bahwa kelimpahan plagioklas di daerah yang menampilkan anomali lebih tinggi dari jumlah rata-rata yang dihasilkan oleh dampak cekungan, dimana ini menunjukkan adanya material kerak.
"Dari analisis ini, kita dapat mengetahui pentingnya plagioklas dan bahan kerak dalam penyelidikan mineralogi dan eksplorasi masa depan cekungan SPA (dan pada bulan)."
Pada 3 Januari 2019, misi Chang'e-4 mendarat di kawah Von Karman yang terletak di Cekungan Kutub Selatan-Aitken, dimana kemudian para peneliti mengumpulkan data ilmiah di area tersebut.
Pendaratan dan peneliti probe kini di nonaktifkan sementara waktu setelah bekerja selama 44 hari di bulan.
Sejauh ini, tidak ada sampel fisik dari cekungan yang dibawa dan dikembalikan ke bumi. Tiongkok berencana meluncurkan misi Chang'e-6 untuk mengumpulkan sampel cekungan pada sekitar tahun 2024.
Cekungan Kutub Selatan-Aitken adalah kawah terbesar, terdalam dan tertua di bulan. Studi cekungan sangat penting dalam mengungkap asal usul asimetri bulan, proses tumbukan, evolusi awal, dan komposisi material yang dalam. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement