IMF - Gambar diambil dari berbagai sumber segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami
Washington, Bolong.id - IMF (International Monetary Fund) pada hari Selasa (26/1) mengatakan Ekonomi China diproyeksikan tumbuh 8,1 persen pada 2021.
Perkiraan tersebut 0,2 poin persentase di atas perkiraan setengah bulan yang lalu, menurut pembaruan terbaru organisasi tersebut ke World Economic Outlook. Ekonomi global juga diproyeksikan akan tumbuh sebesar 5,5 persen pada tahun 2021.
Tiongkok kembali ke tingkat proyeksi pra-pandemi pada kuartal keempat tahun 2020, di depan semua negara besar, kata Kepala Ekonom IMF, Gita Gopinath, pada konferensi pers virtual pada hari Selasa (26/1).
Peningkatan untuk tahun 2021 mencerminkan efek positif dari dimulainya vaksinasi di beberapa negara, dukungan kebijakan tambahan pada akhir tahun 2020 di negara-negara ekonomi seperti Amerika Serikat dan Jepang, tambahnya.
Produk domestik bruto ekonomi terbesar kedua di dunia itu meningkat 6,5 persen pada kuartal keempat tahun 2020, menurut departemen statistik Tiongkok. Dilansir dari CGTN pada Selasa (26/1/2021).
Pertumbuhan kuartal keempat membawa ekspansi setahun penuh negara itu menjadi 2,3 persen, yang menunjukkan bahwa Tiongkok memimpin ekonomi utama dalam pertumbuhan positif tahunan pada tahun 2020, sementara banyak negara lainnya terus bergulat dengan pandemi.
Namun, pemulihan konsumsi tertinggal, dan wabah COVID-19 baru-baru ini di kota-kota Tiongkok utara telah menimbulkan kekhawatiran publik tentang pemulihan ekonomi secara keseluruhan. Penjualan eceran barang-barang konsumen pada tahun 2020 turun 3,9 persen tahun ke tahun, menandai kontraksi pertama dalam penjualan eceran sejak 1968, menurut data resmi.
Pada hari Selasa (26/1), Gubernur Bank Rakyat China Yi Gang mengatakan kebijakan moneter Tiongkok akan tetap stabil untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, menambahkan bank sentral "tidak akan keluar dari mendukung kebijakan sebelum waktunya."
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok 2021 kurang lebih akan berada di kisaran pertumbuhan normal sebelum COVID, perkiraan gubernur. Yi mengatakan kebijakan makro Tiongkok akan fokus untuk memaksimalkan lapangan kerja, karena pasar kerja yang stabil akan membantu mendorong konsumsi. (*)
[Alifa Asnia/Penerjemah]
[Lupita/Penulis]
Advertisement