Lama Baca 5 Menit

Mengenal He Fengshan, Pahlawan Melawan Nazi

17 December 2020, 13:43 WIB

Mengenal He Fengshan, Pahlawan Melawan Nazi-Image-1

Mengenal He Fengshan, Pahlawan Heroik Melawan Nazi - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - He Fengshan adalah Konsulat Jenderal Tiongkok di Wina (1937). Ia diberi gelar “Righteous Among the Nations” atas keberanian memberikan visa Tiongkok kepada orang-orang Yahudi di Wina (Yahudi saat itu dibantai Nazi). Meskipun terdapat perintah dari atasannya untuk melakukan yang sebaliknya.

Setelah aneksasi Austria oleh Nazi Jerman pada Maret 1938, 185.000 orang Yahudi di sana menjadi sasaran teror, yang mengakibatkan tekanan kuat untuk meninggalkan negara itu. 

Untuk melakukannya, Nazi mewajibkan orang Yahudi memiliki visa atau tiket kapal ke negara lain. Namun, hampir semua negara di dunia menolak untuk memberi kebijakan imigrasi kepada mereka, dilansir dari yadvashem.com, Kamis (17/12/2020).

Tidak seperti sesama diplomat lainnya, He mengeluarkan visa ke Shanghai untuk semua yang memintanya, bahkan untuk mereka yang ingin bepergian ke tempat lain tetapi membutuhkan visa untuk meninggalkan Nazi Jerman.

Banyak dari orang Yahudi yang dibantu oleh He sampai di Shanghai, baik dengan perahu dari Italia atau lewat darat melalui Uni Soviet. Di sisi lain juga banyak orang lain yang menggunakan visa mereka untuk mencapai tujuan alternatif, termasuk Palestina, Filipina, dan negara lain.

Eric Goldstaub, yang telah berimigrasi ke Kanada, menceritakan pada Juli 1938, dia menerima visa Tiongkok untuk seluruh keluarganya berkat bantuan He. Kisah lainnya adalah dari Lilith-Sylvia Doron, yang telah berimigrasi ke Israel. Doron bertemu He secara tidak sengaja saat keduanya menyaksikan Hitler memasuki Wina pada tanggal 11 Maret 1938. Saat itu, serangan fisik sedang dilakukan Nazi terhadap orang-orang Yahudi di kota itu.

“He, yang mengenal keluarga saya, menemani saya pulang,” kata Doron. “Dia mengatakan bahwa, berkat status diplomatiknya, (Nazi) tidak akan berani menyakiti kami selama dia tetap di rumah kami. He terus mengunjungi rumah kami secara rutin untuk melindungi kami dari Nazi."

Ketika saudara laki-laki Doron, Karl, ditangkap dan dibawa ke Dachau, dia dibebaskan berkat visa yang dikeluarkan oleh He. Doron dan saudara laki-lakinya pun meninggalkan Wina pada tahun 1939 menuju Palestina.

Perburuan visa menimbulkan kepanikan segera setelah berlangsungnya Kristallnacht yang menjebloskan ribuan orang Yahudi ke kamp konsentrasi. Mereka hanya boleh dibebaskan jika kerabat mereka memberikan visa bepergian ke negara lain. Kristallnacht adalah pogrom terhadap orang-orang Yahudi yang dilakukan oleh pasukan paramiliter dan warga sipil di seluruh Nazi Jerman pada tanggal 9-10 November 1938.

He menolak mematuhi instruksi atasannya, duta besar Tiongkok di Berlin, Chen Jie. Jie berharap untuk mempererat hubungan antara Tiongkok dan Jerman dengan melarang He mengeluarkan visa dalam skala besar. Meskipun visa tidak diperlukan untuk masuk ke Shanghai, tetapi dokumen ini merupakan prasyarat bagi orang Yahudi yang ingin meninggalkan Nazi Jerman.

He terus mengeluarkan visa ini sampai dia ditugaskan untuk kembali ke Tiongkok pada Mei 1940. Jumlah pasti visa yang diberikan oleh He kepada pengungsi Yahudi tidak diketahui. Namun, diketahui bahwa He mengeluarkan visa ke-200 pada bulan Juni 1938, dan menandatangani visa ke 1906 pada 27 Oktober 1938. 

Berapa banyak orang Yahudi yang diselamatkan melalui tindakannya tersebut tidak diketahui, tetapi mengingat bahwa He mengeluarkan hampir 2.000 visa hanya selama setengah tahun pertama di masa jabatannya, jumlah orang yang ia selamatkan bisa saja mencapai ribuan.

Setelah karir diplomatik yang panjang, He pensiun pada tahun 1973. Ia meninggal pada tahun 1997, di usia 96 tahun. Hanya setelah kematiannya, bukti dari para korban selamat yang mendapat  bantuan He mulai mencapai Yad Vashem.  

Pada tahun 2000, Komisi untuk penunjukan penghargaan memutuskan untuk memberikan He Fengshan gelar “Righteous Among the Nations”. Hal ini berdasarkan keberanian kemanusiaannya dalam memberikan visa Tiongkok kepada orang-orang Yahudi di Wina.