Lama Baca 3 Menit

Duta Besar China untuk Kanada Telpon Eksekutif Huawei yang Ditahan

01 December 2020, 13:17 WIB

Duta Besar China untuk Kanada Telpon Eksekutif Huawei yang Ditahan-Image-1

Dubes China untuk Kanada, Cong Peiwu - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Ottawa, Bolong.id - Duta Besar Tiongkok untuk Kanada Cong Peiwu mengadakan percakapan telepon dengan Chief Financial Officer (CFO) Huawei, Meng Wanzhou, pada hari Senin (30/11/2020), menegaskan kembali bahwa Tiongkok akan dengan sungguh-sungguh mendesak Kanada untuk menghormati posisi Tiongkok, dan membebaskan Meng sesegera mungkin, serta memastikannya kembali dengan selamat ke Tiongkok.

Meng ditangkap di Bandara Internasional Vancouver atas surat perintah ekstradisi ke Amerika Serikat (AS) pada 1 Desember 2018. Huawei mengatakan pihaknya mempercayai sistem peradilan Kanada untuk "menegakkan integritas dan memastikan keadilan bagi semua".

"Huawei selalu sangat percaya pada ketidakbersalahan Meng Wanzhou. Kami akan terus mendukungnya dalam mengungkap kebenaran di balik penyalahgunaan hak-haknya," kata Huawei dalam pernyataan terkait kasus Meng, dilansir dari CGTN, Selasa (1/12/2020).

Selama dua tahun terakhir, Meng dinyatakan kalah dan juga menang di pengadilan. Pada 27 Mei, seorang hakim Kanada memutuskan bahwa kasus ekstradisi terhadap Meng dapat dilanjutkan karena kasusnya memenuhi standar ekstradisi Kanada untuk "kriminalitas ganda".

Namun, pada akhir Oktober, hakim setuju dengan tim hukum Meng bahwa catatan kasus ekstradisi harus mencakup kelalaian dari ringkasan bukti presentasi Power Point, dan disebutkan bahwa keterlibatan Huawei dengan Skycom adalah "kerja sama bisnis yang normal dan terkendali". Ini menambah bobot pada anggapan Meng bahwa AS salah mengartikan bukti, tetapi tidak cukup untuk menutup kasus tersebut. 

Perdebatan tersebut berfokus pada tuduhan Meng bahwa proses peradilan telah disalahgunakan dan kebebasan sipilnya dilanggar berdasarkan Piagam Hak dan Kebebasan Kanada.

Dalam beberapa pekan terakhir, pengadilan telah mendengarkan kesaksian dari petugas keamanan perbatasan dan polisi yang menahan dan menangkap Meng. Meng mengatakan para pejabat Kanada melakukan beberapa pelanggaran selama "penahanan sewenang-wenang", yaitu penundaan tiga jam dalam penangkapannya, penyitaan perangkat elektroniknya untuk penyelidikan kriminal dengan kedok pemeriksaan imigrasi rutin, memaksanya untuk memberikan kata sandi, dan gagal memberitahunya tentang alasan penahanan dan haknya untuk mendapatkan nasihat hukum.

Kasus ekstradisi diperkirakan akan berlanjut hingga setidaknya 30 April 2021. Sementara itu, Meng masih menjadi tahanan rumah di Vancouver. Jika Kanada memutuskan untuk memproses ekstradisi Meng, itu bisa menjadi tantangan besar bagi Presiden terpilih AS Joe Biden dalam menangani hubungan AS dengan Tiongkok. (*)