Aplikasi COVID-19 Hong Kong Akan Menjaga Privasi Pengguna - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Hong Kong, Bolong.id - Pejabat Informasi Pemerintah Hong Kong, Victor Lam, mengatakan desain awal aplikasi 'LeaveHomeSafe (安心出行; Ānxīn chūxíng)' agak berlebihan dan sedang dikembangkan kembali. Nantinya akan ramah pengguna menghilangkan kekhawatiran privasi penduduk. Album foto, penyimpanan USB di smartphone, dan koneksi Wi-fi diblokir menghilangkan keraguan privasi pengguna.
Aplikasi 'LeaveHomeSafe’, dengan lebih dari 300 ribu unduhan di 45 ribu tempat umum dan pribadi di seluruh kota, telah diperbarui minggu ini untuk menghilangkan masalah privasi. Sekarang, pengguna di suatu tempat, harus memindai kode QR yang ditampilkan dan menekan "keluar" di aplikasi saat mereka keluar, dilansir dari scmp.com, Senin (7/12/2020).
Untuk membuat pengalaman lebih baik, kata Lam, petugas berencana untuk memudahkan pengguna menandai waktu keluar saat mengunjungi tempat, sekaligus memungkinkan orang untuk meninjau catatan perjalanan mereka sebelumnya. Dia berharap untuk meluncurkan beberapa fungsi baru minggu depan.
Lam menambahkan, pihak berwenang juga mempertimbangkan fungsi untuk secara otomatis menandai "pergi" bagi pengguna ketika mereka meninggalkan satu tempat dan memasuki tempat lain dengan pemindaian baru. Petugas berencana untuk mempermudah pengguna menandai waktu keluar saat mengunjungi suatu tempat. Namun, mereka memilih untuk tidak meneruskan gagasan tersebut karena mereka merasa hal itu dapat menyebabkan beberapa ketidakakuratan dalam catatan pelacakan.
Victor Lam juga mengatakan timnya sedang mempertimbangkan untuk menghubungkan aplikasi dengan data pada kartu pembayaran pengguna, Octopus, sehingga orang tidak perlu memindai kode QR setelah mengetuk kartu mereka di sana. Akan tetapi fungsi itu memerlukan persetujuan pemegang ponsel karena alasan privasi.
Sementara itu, Francis Fong Po-kiu, presiden kehormatan Federasi Teknologi Informasi Hong Kong, mengatakan beberapa warga akan memiliki masalah privasi untuk menautkan aplikasi dengan kartu Octopus mereka. Fong juga mendesak pejabat untuk memikirkan implementasinya dengan hati-hati dan tidak menjadikannya fitur wajib.
Fitur lain yang sedang dikerjakan adalah membuat analisis hotspot pada peta dengan teknologi untuk mengidentifikasi tempat-tempat berisiko tinggi bagi pengguna, dan studi kelayakan untuk hal ini telah dimulai.
Di Indonesia sendiri, terdapat dua aplikasi yang digunakan untuk membantu dalam mengekang penyebarang COVID-19. Satu, aplikasi ‘PeduliLindungi’ yang dikembangkan oleh anak bangsa dan diperkenalkan langsung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai salah satu upaya untuk meredam wabah COVID-19 di Indonesia. Aplikasi ini mengandalkan kepedulian dan partisipasi masyarakat untuk saling membagikan data lokasinya saat bepergian agar penelusuran riwayat kontak dengan penderita COVID-19 dapat dilakukan.
Aplikasi Jaki - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Dua, aplikasi JAKI (Jakarta Kini) yang merupakan SuperApps yang dikembangkan oleh Pemprov DKI, mengintegrasikan berbagai layanan publik dan informasi resmi dari berbagai dinas di Jakarta. Meski tidak spesifik untuk pandemi COVID-19, aplikasi ini menyediakan berbagai fitur terkait pandemi, seperti fitur JakCLM untuk memeriksa risiko mandiri gejala COVID-19, fitur JakCorona sebagai pusat informasi kasus corona di Jakarta dan fitur JakLapor untuk melaporkan permasalahan kota seperti pelanggaran PSBB.
BACA JUGA
Advertisement