Impor dan Ekspor China di Bulan Oktober Melonjak di Tengah Pemulihan Global - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Ekspor Tiongkok tumbuh pada laju tercepat dalam 19 bulan pada bulan Oktober, sementara impor juga mengalami kenaikan, data resmi menunjukkan pada hari Sabtu (7/11/2020) ketika ekonomi terbesar kedua di dunia ini terus pulih setelah terpukul keras oleh krisis COVID-19 pada awal tahun ini.
Ekspor di bulan Oktober naik 11.4% dari tahun 2019, mengalahkan ekspektasi analis sebesar 9.3%. Lonjakan ekspor mendorong surplus perdagangan untuk bulan Oktober hingga USD58,44 miliar atau sekitar Rp830,7 triliun. Surplus perdagangan Tiongkok dengan Amerika Serikat meningkat menjadi USD31,37 miliar (sekitar Rp445,9 triliun) di bulan Oktober dari USD30,75 miliar (sekitar Rp437,1 triliun) di bulan September.
Ekspor Tiongkok sebagian besar tetap tangguh di tengah pandemi global COVID-19 karena permintaan yang kuat untuk pasokan medis dan berkurangnya kapasitas manufaktur di tempat lain juga menguntungkan Tiongkok, dilansir dari Reuters, Minggu (8/11/2020).
"Pertumbuhan ekspor semakin cepat dan secara signifikan melebihi ekspektasi, menunjukkan momentum yang relatif kuat," kata Liu Xuezhi, seorang analis di Bank of Communications di Shanghai. Liu juga menambahkan bahwa ekspor Tiongkok dapat tetap kuat di sisa tahun 2020 karena perusahaan domestik melanjutkan produksi lebih cepat daripada pesaing global dan menjual lebih banyak barang terkait COVID-19 seperti masker wajah.
Namun, beberapa analis mengatakan ekspor bisa mendapat tekanan dalam beberapa bulan mendatang karena ekonomi utama Eropa, termasuk Prancis, Jerman, dan Inggris, kembali terkunci ketika gelombang kedua kasus COVID-19 semakin menguat.
Sementara itu, impor mengalami kenaikan 4,7% dari tahun ke tahun di bulan Oktober, lebih lambat dari pertumbuhan bulan September sebesar 13,2%, dan ekspektasi kenaikan sebesar 9,5%, tetapi masih menandai pertumbuhan dua bulan berturut-turut.
Maskapai penerbangan Tiongkok juga menghindari beberapa pengiriman pesawat Airbus dengan alasan kekhawatiran akan infeksi COVID-19 bagi staf mereka dalam perselisihan terbaru atas upaya untuk menjaga pengiriman yang tertunda tetap di jalurnya meskipun ada pandemi.
Para analis mengatakan kinerja perdagangan yang solid dapat memberikan dorongan bagi pemulihan ekonomi Tiongkok yang lebih luas dan telah memperoleh kekuatan setelah menderita kemerosotan mendalam pada awal tahun ini.
“Tiongkok memiliki pemulihan yang lebih baik dari pandemi dan memiliki keunggulan komparatif, sehingga telah memperoleh pasar yang lebih besar,” terang Zhou Hao, ekonom di Commerzbank, Singapura. “Tentu saja, keunggulan ini juga bersifat sementara dan bisa bertahan hingga akhir tahun.” (*)
Advertisement