Beijing, Bolong.id - Upaya Tiongkok untuk mengembangkan satelit meteorologi telah membuat kemajuan besar selama 50 tahun terakhir, tetapi tantangan tetap ada, kata para ahli satelit.
Yang Jun, direktur jenderal Pusat Meteorologi Satelit Nasional, mengatakan satelit tidak hanya membantu mengurangi dampak bencana alam tetapi juga membantu memperbaiki lingkungan.
"Satelit Fengyun memainkan peran kunci dalam prakiraan cuaca dan pemantauan data di sektor-sektor, seperti pertanian, kehutanan, sumber daya air, transportasi, dan penerbangan," Yang mengatakan pada penjelasan tentang penelitian dan pengembangan satelit yang diadakan bulan lalu untuk menandai peringatan 50 tahun satelit Fengyun Tiongkok, dilansir dari China Daily, Rabu (14/10/2020).
"Hampir 70 persen bencana alam terjadi karena faktor meteorologi," ungkapnya, menambahkan bahwa pusat tersebut memperkirakan manfaat ekonomi dari satelit Fengyun antara 50 miliar dan 100 miliar yuan (sekitar Rp737,1 triliun dan Rp1.474,2 triliun) dalam setahun.
Organisasi Meteorologi Dunia telah mendaftarkan produk pemantauan satelit Fengyun sebagai sumber daya utama untuk membantu negara lain meningkatkan pemantauan bahaya meteorologi mulai dari banjir di Iran selatan hingga topan di Teluk Benggala.
Tiongkok mulai mengembangkan satelit meteorologi yang mengorbit kutub pada tahun 1970-an.
"Setelah lima dekade, satelit kami telah melampaui beberapa negara maju dalam beberapa aspek, seperti memperkirakan jalur topan," terang Yang.
Dong Yaohai, kepala perancang satelit Fengyun 4, mengatakan, bagaimanapun, keakuratan detektor satelit perlu ditingkatkan. Detektor yang lebih akurat bisa memberikan ramalan cuaca yang lebih akurat, katanya. "Kami masih tertinggal di belakang tingkat rata-rata global. Dan ini adalah tugas utama yang perlu kami tangani." (*)
Advertisement