Beijing, Bolong.id - Sejak merebaknya pandemi COVID-19, menunggu dalam antrian panjang untuk melakukan tes COVID-19 telah menjadi rintangan utama dalam pengujian. Namun, munculnya laboratorium bergerak dapat membantu meringankan masalah tersebut.
Sebuah tim peneliti dari Universitas Tsinghua dan Beijing CapitalBio Technology Co Ltd yang berafiliasi dengan universitas tersebut telah mengembangkan van pengujian keliling yang disebut "COVID-19 Mobile Laboratory". Dilansir dari China Daily, Minggu (25/10/2020), laboratorium ini dapat segera menganalisis sampel asam nukleat peserta tes, memungkinkan seseorang mendapatkan hasil tes dalam waktu 45 menit, jauh lebih cepat dari sebelumnya.
Peneliti utama Cheng Jing, juga seorang profesor di Tsinghua, mengatakan laboratorium tersebut dilengkapi dengan robot pengambilan sampel tenggorokan, inaktivator virus dan penganalisis chip mikrofluida otomatis. Fasilitas ini dapat mempercepat kecepatan pengujian tiga kali lipat dan menurunkan risiko infeksi virus dibandingkan dengan metode pengambilan sampel konvensional.
Setiap laboratorium bergerak ini memiliki sistem komunikasi 5G untuk pelaporan cepat hasil tes. "Ini merealisasikan pengujian cepat di tempat perawatan dan sangat berguna (dalam pengujian) di pelabuhan perbatasan, komunitas dan desa," pungkas Cheng, menambahkan bahwa kapasitas pengujian tetap penting dalam mengekang risiko kasus COVID-19 dan wabah lokal.
Laboratorium bergerak dapat menyediakan pengujian di tempat untuk 500 hingga 2.000 orang setiap harinya dan hanya membutuhkan dua anggota staf dan seorang pengemudi untuk pengoperasiannya.
"Satu orang bertanggung jawab untuk mengoperasikan robot pengambilan sampel, sementara yang lain bertugas menambahkan sampel yang tidak aktif ke dalam chip deteksi dan membaca hasil tes di komputer," terang Pan Liangbin, staf di CapitalBio Technology. Ia menambahkan bahwa karyawannya hanya membutuhkan pelatihan selama 2 jam untuk menguasai operasi tersebut.
Laboratorium tersebut sekarang dihargai masing-masing 2 juta yuan (sekitar Rp4,38 miliar) dan kapasitas produksi saat ini sekitar 20 unit per bulanya. Menurut Pan, biaya tersebut akan berkurang seiring dengan peningkatan kapasitas produksi di masa mendatang.
Tim tersebut telah mengirimkan laboratorium keliling pertamanya ke sebuah rumah sakit di Zhuhai, Tiongkok selatan pada awal pekan ini. Fasilitas ini juga telah menerima pesanan dari kota-kota seperti Qingdao dan Shenyang. Beberapa alat, seperti robot pengambilan sampel dan chip deteksi, telah dipatenkan dan laboratorium pengujian COVID-19 seluler buatan Tiongkok sedang dipasarkan secara global. (*)
Advertisement