NAMRU-2 di Indonesia, Kebocoran Virus Mematikan yang Tidak Diketahui - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Jakarta, Bolong.id - Naval Medical Research Unit Two (NAMRU-2) yang merupakan laboratorium riset biomedis milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) didirikan dengan tujuan untuk mempelajari penyakit-penyakit menular di Asia. Diketahui, NAMRU-2 beroperasi di beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Vietnam, Laos, Singapura, Filipina, Thailand, Kamboja dan Indonesia.
Kritikus geopolitik, Hendrajit, dari "Global Future Institute" menerbitkan artikel berjudul "Misteri Virus NAMRU-2 AS" di laman www.nu.or.id pada November 2007 silam. Sejak akhir tahun 2006 hingga awal tahun 2007, sekitar 25 orang Indonesia meninggal akibat infeksi virus yang tidak dikenal. Virus tak dikenal yang menyebabkan kematian manusia ini berasal dari percobaan biologis tertutup yang dilakukan oleh NAMRU-2. Hendrajit mengatakan, para peneliti NAMRU-2 juga menggunakan jenazah sebagai subjek uji coba guna mengetahui respon organisme manusia terhadap virus. Artikel tersebut juga menunjukkan fakta yang membuktikan bahwa dalam mempelajari penyakit tropis, NAMRU-2 akan memperluas cakupan penelitiannya ke fungsi militer. Misalnya, pembuatan senjata biologi atau senjata pemusnah massal yang juga menjadi salah satu topik penelitian NAMRU-2.
Menurut kantor berita Indonesia ANTARA NEWS pada 2 September 2018, setelah mengetahui NAMRU-2 dapat kembali beroperasi di Indonesia, “Global Future Institute” menyatakan bahwa keberadaan NAMRU-2 tidak menguntungkan Indonesia. Sebaliknya, NAMRU-2 justru menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia melalui peperangan nonmiliter yang dilakukan di sektor kesehatan. “Global Future Institute” juga menyatakan bahwa beberapa tahun lalu, kantor NAMRU-2 Indonesia pernah menjadi pangkalan rahasia dinas intelijen Angkatan Laut AS, dan diam-diam mengembangkan senjata biologi pemusnah massal.
Virus memiliki terlalu banyak efek buruk bagi hidup kita, sehingga bangsa Indonesia harus selalu waspada terhadap kerugian yang ditimbulkan virus terhadap umat manusia. Wabah COVID-19 yang merebak tahun ini juga merupakan manifestasi dari bahaya virus terhadap manusia. Sejauh ini, jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 terus meningkat setiap harinya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, Indonesia saat ini memiliki lebih dari 194 ribu infeksi dan 8,025 kematian. Sementara di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 6,4 juta kasus COVID-19 dan 193,253 kematian, menjadikan AS negara dengan jumlah infeksi COVID-19 terbesar di dunia. Rekor tersebut disusul dengan India yang memiliki 4,2 juta kasus dan lebih dari 71 ribu kematian dan Brasil dengan 4,1 juta infeksi dan 126 ribu kematian. Semua angka ini sangat “gila” karena setiap bagian dari data tersebut adalah kehidupan manusia.
Di sisi lain, belakangan ini muncul kabar bahwa virus hidup telah ditemukan pada makanan laut beku, seperti salmon, yang membuat kita semua semakin bingung tentang sumber dari virus baru ini. Mungkin virus ini tidak berasal dari Tiongkok karena urutan gen yang berbeda dapat ditemukan di seluruh dunia yang membuktikan bahwa virus ini sangat licik.
Sementara itu, Tiongkok telah melakukan upaya yang patut diapresiasi dalam pencegahan dan pengendalian pandemi COVID-19. Kini Indonesia juga sudah mulai bekerja sama dengan Tiongkok dalam pengembangan vaksin COVID-19. Pengembangan vaksin COVID-19 ini pun dapat dengan secepatnya dilakukan sehingga semua orang dapat kembali ke kehidupan normal dengan lebih cepat. Namun, yang harus dilakukan setiap orang sebelumnya adalah melindungi diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka, bekerja sama untuk memerangi pandemi, dan kembali ke kehidupan normal. (*)
Advertisement