Pembicaraan Microsoft untuk Beli TikTok AS Picu Kemarahan di Tiongkok - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Microsoft Corp, raksasa teknologi Amerika Serikat (AS), resmi menyatakan minatnya membeli aplikasi TikTok pada Minggu (2/8/2020). Itu setelah Presiden AS Donald Trump menangguhkan larangan TikTok di Amerika, dan memberi waktu 45 hari kepada Microsoft-TikTok mencapai kesepakatan.
Usulan akuisisi TikTok yang menawarkan 100 juta pengguna AS akan memberikan Microsoft kesempatan langka untuk menjadi pesaing utama bagi raksasa media sosial seperti Facebook Inc dan Snap Inc.
Microsoft juga berniat membeli TikTok di Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Nit ini saja sudah membuat harga saham Microsoft di New York Stock Exchange naik hampir 3% pada awal perdagangan, Senin (3/8/2020).
ByteDance (字节跳动) selaku pemilik TikTok, belum secara terbuka mengkonfirmasi mengenai penjualan aplikasinya. Tetapi, dilansir dari Reuters, dalam surat internal kepada staf pada hari Senin (3/8/2020), Zhang Yiming (张一鸣) selaku pendiri dan CEO ByteDance (字节跳动) menyatakan perusahaan telah memulai pembicaraan dengan perusahaan teknologi yang tidak disebutkan namanya, agar aplikasi TikTok dapat terus ada di AS.
Dilaporkan bahwa seluruh aplikasi TikTok dapat bernilai hingga USD50 miliar (sekitar Rp733,25 triliun), tetapi transaksi paksa oleh AS memungkinkan nilai tersebut akan menurun jauh.
Fred Hu, ketua Primavera Capital Group, seorang investor di ByteDance (字节跳动) dan salah satu perusahaan swasta paling terkenal di Tiongkok mengatakan Microsoft adalah pembeli yang kredibel tetapi ia kemudian mempertanyakan bagaimana menjual sebagian besar operasi TikTok yang saat ini pada tahap awal pertumbuhannya bisa menjadi kesepakatan yang bagus untuk ByteDance (字节跳动).
“Benar-benar tidak masuk akal. Bytedance (字节跳动) adalah korban tidak bersalah dari politik dan geopolitik gila. Ini adalah hasil yang menyedihkan bagi Bytedance (字节跳动), bagi kapitalisme wirausaha, dan bagi masa depan perdagangan global,” ungkapnya.
“Amerika Serikat telah memperluas konsep keamanan nasional dengan menganggap bahwa perusahaan dinyatakan bersalah tanpa adanya bukti”, ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok (外交部), Wang Wenbin (汪文斌), saat ditanya mengenai tindakan AS terhadap perusahaan perangkat lunak Tiongkok.
Sementara itu, topik "ByteDance (字节跳动) telah setuju untuk melepaskan operasi TikTok AS" adalah salah satu topik yang paling banyak dibicarakan di platform Weibo, Tiongkok, pada hari Senin (3/8/2020) dengan lebih dari 920 juta viewers. Audience sebanyak itu jadi penonton ketegangan TikTok versus pemerintah Amerika. Mereka bagai pemandu sorak.
Beberapa warganet juga mengkritik ByteDance (字节跳动), mengatakan, perusahaan ini tidak seberani Huawei Technologies (华为技术有限公司) yang juga masuk dalam target di tengah ketegangan AS-Tiongkok dan sekarang telah dinyatakan dalam daftar hitam perdagangan AS.
"(ByteDance) berlutut sangat cepat, bahkan tidak menunggu pemerintah Tiongkok untuk membalas," tulis salah satu komentar yang 'disukai' lebih dari 5.000 kali.
Meskipun TikTok adalah aplikasi ByteDance (字节跳动) yang terkenal secara global, perusahaan ini menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari iklan di aplikasi Tiongkok termasuk Douyin (抖音) yang merupakan TikTok versi Tiongkok dan aplikasi berita dan informasi Jinri Toutiao (今日头条). (*)
Advertisement