Lama Baca 3 Menit

Beijing Laporkan Kasus COVID-19 Baru Setelah Hampir 2 Bulan

12 June 2020, 16:28 WIB

Beijing Laporkan Kasus COVID-19 Baru Setelah Hampir 2 Bulan-Image-1

Beijing Laporkan Kasus COVID-19 Baru Setelah Hampir 2 Bulan - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Pihak berwenang di ibukota Tiongkok mengkonfirmasi bahwa terdapat kasus virus corona baru pada hari Kamis (11/6/2020) untuk pertama kalinya setelah hampir dua bulan. 

Otoritas Beijing pada konferensi pers hari Rabu (10/6/2020) mengatakan bahwa pasien tersebut berjenis kelamin pria, berusia 52 tahun, dan bermarga Tang. Pasien dikonfirmasi positif COVID-19 setelah pergi ke rumah sakit pada hari Rabu (10/6/2020) karena memiliki gejala demam. Tang merupakan pasien COVID-19 pertama yang dikonfirmasi setelah 55 hari Beijing bebas kasus COVID-19 baru, seperti yang dilansir dari laman shanghaiist.com.

Melansir cbsnews.com, Tang mengatakan bahwa dia belum meninggalkan Beijing atau melakukan kontak dengan siapa pun yang telah bepergian ke luar negeri setidaknya selama dua minggu. Dia telah dipindahkan ke rumah sakit untuk melakukan perawatan, dan dua anggota keluarga yang berhubungan dekat dengannya telah menjalani pemeriksaan. Sementara itu, otoritas setempat sedang melakukan penyelidikan epidemiologis untuk melacak kontak lain yang mungkin ada dalam upaya memotong rute transmisi. Komunitas tempat keluarga Tang tinggal juga telah ditutup dengan dilakukan pemeriksaan suhu badan dan para pekerja mendesinfeksi tempat-tempat umum.

Sebelumnya, pembatasan akibat pandemi COVID-19 telah dicabut di Beijing pada 30 April, tepat sebelum liburan Hari Buruh. Pada saat yang sama, tingkat tanggap darurat pandemi di ibukota Tiongkok tersebut resmi diturunkan dari Tingkat I (tertinggi) ke Tingkat II, membatalkan karantina wajib selama 14 hari untuk pelancong dari daerah berisiko rendah di Tiongkok. Sabtu lalu (6/6/2020), respon darurat tersebut diturunkan lagi ke Level III. Akses ke banyak tempat umum masih mengharuskan orang untuk melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan barcode dipindai melalui aplikasi pelacakan wajib pada ponsel mereka, tetapi beberapa komunitas sudah berhenti melakukan pemeriksaan suhu, dan penduduk menjadi jauh lebih santai tentang pemberlakuan jarak sosial dan bahkan melakukan interaksi tanpa memakai masker.

Dengan munculnya kasus COVID-19 baru ini, pejabat setempat Beijing menggambarkan bahwa kasus tersebut sangat "mengkhawatirkan", para ahli pun terus memperingatkan bahwa masih ada kemungkinan gelombang kedua dalam penyebaran wabah COVID-19, sehingga para warga diperingatkan untuk terus meningkatkan kewaspadaan mereka.*