Jean Claude Bourgueil - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Im Schiffchen di Düsseldorf dibuka kembali pada awal bulan ini setelah ditutup selama beberapa bulan akibat merebaknya pandemi COVID-19. Kepala koki restoran Prancis ini, Jean Claude Bourgueil, merayakan momen bahagia tersebut dengan sebuah unggahan Facebook di mana ia menulis: "Kami mulai buka pada hari Jumat (22 Mei 2020), tetapi hanya bistro kami (yang buka). Orang Tiongkok tidak diinginkan (datang)!!!”
Publik pun tidak terima dengan unggahan berbau rasisme tersebut. Di hadapan kemarahan publik, Bourgueil berusaha untuk menyangkal tudingan yang ditujukan kepadanya. Di halaman Facebook Im Schiffchen, ia mencoba mengklaim bahwa unggahan tersebut sebenarnya adalah penolakan terhadap sistem politik Tiongkok, merujuk pada penindasan pemerintah Tiongkok yang merupakan "diktator", bukan ditujukan kepada rakyat Tiongkok. Tentunya, "klarifikasi" tersebut belum dapat meredam kemarahan publik. Akibatnya, Im Schiffchen pun menghapus halaman Facebook miliknya.
Bourgueil telah berada di Im Schiffchen selama lebih dari 40 tahun. Dia telah menerbitkan dua buku dan menerima penghargaan “French Order of the Legion Honor” karena telah dianggap sebagai "duta kuliner Prancis dan Jerman”. Sepertinya, karir cemerlang Bourgueil harus mengalami sedikit kendala akibat masalah ini.
Pada hari Jumat, 22 Mei 2020, Michelin Guide mengkritik tindakan Bourgueil pada akun WeChat-nya, kemudian mengumumkan bahwa mereka akan menghapus Im Schiffchen dari daftar restoran yang direkomendasikan dan mencabut Michelin Star Im Schiffchen. Perlu diketahui bahwa Michelin Star sendiri bagaikan piala oscar di bidang kuliner yang merupakan sebuah kebanggaan dan kunci utama untuk sebuah restoran dapat dikenal di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, restoran berlabel Michelin Star tidaklah banyak, bahkan kabarnya kurang dari 100 restoran. Sayang sekali, Im Schiffchen harus kehilangan bintang berharganya di hari pertama pembukaan restoran setelah sekian lama ditutup.
Sumber: shanghai.ist
Advertisement