Lama Baca 5 Menit

Kisah yang Mengharukan, Kisah She Sha, Perawat di Garda Depan Wuhan, Tidak Dapat Kita Lupakan

11 May 2020, 16:24 WIB

Kisah yang Mengharukan, Kisah She Sha, Perawat di Garda Depan Wuhan, Tidak Dapat Kita Lupakan-Image-1

She Sha, Perawat Inspiratif dari Wenchuan - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

She Sha adalah seorang perawat berusia 24 tahun di Rumah Sakit Rakyat Keempat Provinsi Sichuan. Setelah pecahnya wabah COVID-19, dia meminta kepala perawat sebanyak tiga kali untuk dapat pergi ke Wuhan sebagai tenaga pendukung lini pertama.

"Selama gempa Wenchuan, banyak pihak yang membantu kami termasuk Kota Wuhan. Sekarang saatnya bagi saya untuk membayar mereka," ungkap She Sha. 

12 tahun lalu, Wenchuan mengalami gempa bumi, She Sha yang waktu itu masih muda, masih ingat jelas kejadian tersebut. "Saya masih di sekolah pada waktu itu, dan bumi berguncang sejenak. Kami berlari keluar seperti orang gila, tetapi siswa lain tidak keluar." She Sha mengatakan bahwa pada waktu itu, semua orang sangat ketakutan. Tenaga medis dari rumah sakit daerah bergegas untuk membantu dan memberi mereka makanan. Para malaikat berjubah putih tersebut membuatnya merasa sangat aman dan itu merupakan hal yang tak terlupakan untuk waktu yang lama.

Pada 2 Februari, She Sha, sebagai anggota kelompok ketiga tim medis di provinsi Sichuan, bergegas ke garis depan memerangi pandemi dan telah berada di Wuhan selama 59 hari. Selama di Wuhan, She Sha menemui banyak kesulitan, namun dengan kegigihannya, dia perlahan-lahan berhasil mengatasinya.

Suatu kali, setelah She Sha mengenakan pakaian pelindungnya dan memasuki bangsal, dia tiba-tiba merasa kedinginan dan ingin muntah, tetapi dia tidak ingin menyia-nyiakan pakaian pelindungnya, jadi She Sha harus bertahan selama 4 jam sampai shiftnya berakhir. Dalam pandangan She Sha, kerja keras di garis depan bukanlah apa-apa. "Saya adalah seorang perawat, dan hanya itu yang harus saya lakukan."

"Pengalaman di Wuhan telah membuat She Sha tumbuh, merawat pasiennya dengan lebih hati-hati dan komprehensif." ungkap Zhao Yongqin (赵永琴), wakil kepala perawat di bangsal tempat She Sha bekerja. Di mata Zhao Yongqin, She Sha tidak hanya bekerja keras, tetapi juga menanggung kesulitan. "Di masa lalu, ketika kami melakukan shift malam, kami harus pergi ke ruang operasi untuk membantu. Seringkali, operasi selesai pada dini hari, dia sering tidak makan, dan tidak pernah mengeluh tentang hal itu."

Kisah yang Mengharukan, Kisah She Sha, Perawat di Garda Depan Wuhan, Tidak Dapat Kita Lupakan-Image-2

Warga Desa yang Menyambut Kepulangan She Sha - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Mengenakan pakaian pelindung tebal dan kacamata, She Sha pergi ke bangsal dan mulai mengumpulkan sampel swab untuk pasien yang baru dirawat, sehingga memudahkan deteksi COVID-19 berikutnya. Dia juga mengumpulkan dan menenangkan perasaan pasien pada saat yang bersamaan.

Melihat She Sha kembali dengan selamat, semua pasien lama yang dia rawat sebelumnya merasakan sangat bahagia. "Gadis kecil ini sangat menakjubkan!" puji Zhao Dianzeng (赵殿增), seorang pasien berusia 76 tahun,  mengatakan dia harus sering pergi ke rumah sakit karena masalah jantung  dan gejala post-infark otak yang diderita istrinya. Dia sangat terkesan  dengan She Sha dan ucapannya selalu penuh pujian ketika menyebutkan She Sha.

Setelah pengalamannya di garda terdepan melawan pandemi di Wuhan, She Sha sekarang lebih bertekad dalam melakukan pekerjaannya. "Saya ingin menjadi perawat yang baik, menyebarkan cinta dan kebaikan."        

Kisah yang Mengharukan, Kisah She Sha, Perawat di Garda Depan Wuhan, Tidak Dapat Kita Lupakan-Image-3

Kedatangan She Sha Disambut Bahagia Oleh Warga Desa - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami