Investigasi Beijing Temukan Kasus Impor dari Indonesia - gambar diambil dari internet, segala keluhahan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Beijing telah merilis penyelidikan epidemiologi menyeluruh terhadap 16 kasus COVID-19 baru-baru ini yang dilaporkan di Distrik Shunyi, yang menunjukkan bahwa lonjakan tiba-tiba disebabkan oleh kasus impor dari Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Pang Xinghuo, wakil direktur pusat kota untuk pencegahan penyakit dan kontrol pada konferensi pers pada hari Rabu (30/12/2020).
Distrik Shunyi, dekat Bandara Internasional Ibukota Beijing, telah melaporkan 16 pasien COVID-19, termasuk 14 kasus lokal yang dikonfirmasi, satu kasus tanpa gejala, dan satu kasus impor, sejak infeksi pertama diidentifikasi pada 23 Desember.
Dengan menganalisis urutan genetik virus, hasilnya menunjukkan bahwa virus itu termasuk dalam genotipe-L dari cabang Eropa, yang memiliki kemiripan tinggi dengan strain virus yang ditemukan di Asia Tenggara pada November, menunjukkan wabah Beijing terbaru diimpor dari luar negeri, dilansir dari Global Times, Jumat (1/1/2021).
Kasus awal COVID-19 yang menyebabkan kumpulan infeksi di wilayah tersebut, diimpor dari Indonesia, seorang pria berusia 28 tahun yang memasuki Provinsi Fujian di Tiongkok Timur pada akhir November dan kemudian melakukan perjalanan ke Distrik Shunyi di Beijing, kata Pang.
Dilaporkan bahwa pria itu duduk di sebelah pasien yang dikonfirmasi dari Indonesia dalam penerbangan dari Indonesia ke Fujian. Dia pergi ke Beijing pada 10 Desember 2020 setelah menyelesaikan karantina 14 hari di Fujian dan dinyatakan negatif setelah tes asam nukleat. Pria tersebut kemudian dinyatakan positif dalam tes antibodi serum dan negatif dalam tes asam nukleat lainnya pada 26 Desember 2020. Sampel dari tempat tinggal dan tempat kerjanya dinyatakan positif virus corona dan pria itu dibawa ke Rumah Sakit Ditan Beijing. Tes asam nukleatnya menjadi positif pada 28 Desember dan dia diidentifikasi sebagai pasien tanpa gejala.
Kasus impor ini lalu menginfeksi teman sekamarnya dan kemudian menyebabkan infeksi pada pegawai supermarket dan sekelompok supir, teman, serta supir mobil panggilan di kawasan industri Jinma melalui aktivitas kelompok.
Pang mencatat bahwa tidak ada bukti jika rangkaian infeksi ini terkait dengan kasus pasien tanpa gejala yang dilaporkan di Distrik Xicheng Beijing dan kasus pasien yang telah meninggalkan Tiongkok menuju Korea Selatan.
Zhi Xianwei, seorang pejabat senior di Distrik Shunyi mengatakan pada konferensi pers Rabu (30/12/2020) bahwa distrik tersebut telah membatalkan semua kegiatan yang dihadiri lebih dari 100 orang, menghentikan kegiatan kerumunan dan memperkuat upaya pencegahan di restoran dan sekolah.
Beberapa menyarankan bahwa survei epidemiologi menunjukkan perlunya memperpanjang masa karantina bagi orang-orang yang memasuki Tiongkok atau perlunya uji asam nukleat lanjutan setelah karantina 14 hari. (*)
Advertisement