AS Mulai Tergeser China dalam Persaingan Energi Nuklir - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id – Sejumlah pakar menilai Tiongkok mulai menggeser Amerika Serikat (AS) sebagai pemimpin global dalam produksi dan penjualan pembangkit listrik tenaga nuklir. Performa Tiongkok ini dapat melanggengkan upaya Beijing untuk menjadi kekuatan ekonomi dan diplomatik terkemuka dunia.
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh Strategic Studies Quarterly, sebuah jurnal yang disponsori Angkatan Udara AS, sebanyak 96 reaktor nuklir telah terhubung pada jaringan listrik di 13 negara sejak tahun 2020. Dari jumlah tersebut, 45 di antaranya dibangun di Tiongkok dan 12 reaktor di Rusia.
Tak hanya sampai disitu, dari 54 reaktor yang sedang dibangun di sejumlah negara di seluruh dunia, 20 reaktor ternyata terafiliasi dengan Tiongkok atau Rusia, dan 13 reaktor nuklir dirancang oleh Tiongkok.
Karena dinilai sebagai sumber energi yang paling kompleks, energi nuklir telah kehilangan popularitas di Amerika Serikat. Padahal, terjadi peningkatan tajam pada permintaan energi nuklir di tengah pesatnya perkembangan perekonomian negara-negara berkembang dewasa ini.
Hal ini berkaitan dengan kebutuhan terhadap sumber energi listrik tanpa emisi yang dapat dihasilkan oleh tenaga nuklir demi tercapainya pembangunan ekonomi dan rencana nol emisi di berbagai negara tersebut.
Adapun pengamatan terkait pergeseran posisi AS oleh Tiongkok ini juga didukung oleh data yang dirilis Asosiasi Nuklir Dunia dalam "Laporan Kinerja Nuklir Dunia 2020". Disebutkan disana, meskipun AS memiliki jumlah reaktor operasional terbanyak yaitu sejumlah 95 unit, hanya dua reaktor baru yang sedang dalam pemeliharaan. Sebaliknya, Tiongkok, walau baru memiliki 48 reaktor nuklir operasional, terdapat 11 unit lainnya yang sedang dibangun.
Dokumen Laporan China Nuclear Energy Association tahun 2020 pun turut menyatakan Tiongkok telah memimpin dunia dalam pembangunan reaktor nuklir baru sejak tahun 2018. (*)
Esy Gracia/Penulis
Advertisement