Home     news     china
Lama Baca 5 Menit

Tanggapi Pelosi ke Taiwan, Tiongkok: Sanksi Diplomatik dan Tindakan Militer

09 April 2022, 12:21 WIB

Tanggapi Pelosi ke Taiwan, Tiongkok: Sanksi Diplomatik dan Tindakan Militer-Image-1

Nancy Pelosi, Ketua DPR Amerika Serikat - Image from spare.9upcollege.com

Bolong.id - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi akan memimpin delegasi untuk mengunjungi Taiwan pada tanggal 10 besok. Opini publik di Taiwan mengatakan ini adalah kunjungan pertama ke Taiwan dalam 25 tahun terakhir.

Dilansir dari 环球网 pada Jumat (8/4/2022), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menanggapi bahwa AS harus segera membatalkan rencana Pelosi untuk mengunjungi Taiwan. Jika AS bersikeras untuk mengambil jalannya sendiri, Tiongkok akan mengambil tindakan tegas dan efektif.

Para ahli percaya bahwa Tiongkok dapat mengambil tindakan balasan seperti sanksi diplomatik dan latihan militer. Jika ketentuan relevan dari Undang-Undang Anti-Pemisahan disentuh, tentara pembebasan rakyat (PLA) akan mengambil langkah tegas untuk menyelesaikan masalah Taiwan.

Media Taiwan melaporkan pada tanggal 10 April nanti sekaligus memperingati ulang tahun ke-43 Taiwan Relations Act. Kunjungan delegasi AS ke Taiwan kali ini akan menunjukkan dukungan, hubungan kerja sama kepada Taiwan. Dulu pada tahun 1997, Gingrich yang saat itu menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, menemani delegasi ke Taiwan.

Kurang dari sebulan sebelum pertemuan antara para pemimpin Tiongkok dan AS pada 18 Maret lalu, AS telah mengulangi trik mengatakan hal yang berbeda dari yang dilakukan.

Pada saat itu, Presiden Biden menegaskan kembali bahwa AS tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Menganut prinsip satu Tiongkok dan mempromosikan perkembangan yang stabil dari hubungan AS - Tiongkok.

Namun, pada bulan April, AS terus bertindak atas isu-isu terkait Taiwan. Pada tanggal 5 lalu, Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS mengumumkan penjualan senjata terbaru ke Taiwan dengan perkiraan jumlah total 95 juta dolar Amerika Serikat.

Li Haidong, seorang profesor di Universitas Hubungan Luar Negeri Tiongkok, mengatakan kepada reporter Global Times pada tanggal 7 lalu bahwa tidak ada keraguan ini masih merupakan taktik AS untuk memotong sosis (melakukan pemisahan) dan itu sedikit demi sedikit dilengkungkan.

Tanggapi Pelosi ke Taiwan, Tiongkok: Sanksi Diplomatik dan Tindakan Militer-Image-2

Li Haidong, Profesor Hubungan Luar Negeri Tiongkok. - Image from sohu,com

"Dalam beberapa tahun terakhir, AS telah memperkenalkan Undang-Undang Taiwan, memasukkan jaminan untuk Taiwan dan anggota kongres atau pejabat AS telah mengunjungi Taiwan secara konstan. Akumulasi tindakan inkremental tersebut dapat menunjukkan bahwa kebijakan AS terhadap Taiwan telah mengalami perubahan besar. sehingga kebijakan Tiongkok satu yang dijanjikan dulu semakin hampa dan maya. "

Li Haidong lebih jauh menunjukkan bahwa meskipun pemerintahan Biden berjanji untuk mematuhi kebijakan Tiongkok satu dan tidak mendukung kemerdekaan Taiwan. Namun, sifat tipu muslihat dan dua sisi dari kebijakan AS terhadap Tiongkok telah terungkap. Hal ini juga terlihat dalam kebijakan AS terhadap krisis Ukraina.

Di satu sisi, AS mengajarkan moralitas internasional dan tanggung jawab internasional. Di sisi lain AS terus mengangkut senjata dan peralatan ke Ukraina berusaha untuk mengintensifkan daripada meredakan konflik.

Tidak ada ketulusan untuk mempromosikan de-eskalasi situasi sama sekali. Masalah Ukraina tidak akan terselesaikan untuk waktu yang lama, dan realisasi dari tujuan AS untuk melemahkan Rusia akan dimaksimalkan.

Krisis Ukraina saat ini masih menemui jalan buntu, apa niat Pelosi untuk berkunjung ke Taiwan saat ini?

Li Haidong percaya elit politik AS sangat arogan. AS dapat secara bersamaan menghadapi dua krisis besar dengan Rusia dan Tiongkok yang sengaja dibuatnya di Eropa dan kawasan Asia-Pasifik.

"Tetapi pada kenyataannya ada kesenjangan besar antara kekuatan elit politik Amerika sendiri dan pencapaian tujuan kebijakan mereka yang telah diidentifikasi, seperti yang dicontohkan oleh kenyataan kekalahan besar Amerika di Irak dan Afghanistan", sebut Li.

Pakar lainnya mengatakan kepada wartawan Global Times bahwa kunjungan Pelosi ke Taiwan bersama delegasi hanya mencerminkan strategi respons yang berbeda dari Amerika Serikat dalam dua arah strategis Eropa dan Asia.

Di Eropa, AS berkonsentrasi menggunakan kekuatan melawan Rusia untuk menunjukkan kekuatan kerasnya. Di Asia, AS menanggapi Tiongkok dengan perilaku diplomatik. Menunjukkan kekuatan yang satu keras dan yang lain lunak serta berusaha meraih kemenangan di keduanya arah secara bersamaan.(*)


Informasi Seputar Tiongkok