Kuil Kwan Sing Bio di Tuban. - Image from Indonesia.travel
Jakarta, Bolong.id - Kemajuan sangat pesat perekonomian Tiongkok dalam satu dasawarsa terakhir, membuat warganya sangat makmur. Kini di sana musim dingin, warganya malah melancong ke negara tropis, termasuk Indonesia.
Dilansir dari Indonesia.travel pada Jumat (27/01/2022). bagi warga Tiongkok yang ke Indonesia, Anda dapat menikmati hangatnya pulau tropis dan merayakan Tahun Baru Imlek bersama rekan-rekan Tionghoa Indonesia, 1 Februari 2022.
Orang Tionghoa memiliki kebiasaan yang tidak pernah berubah, saat Imlek, yaitu pergi ke kuil untuk berdoa dan membakar dupa. Mari kita lihat 8 kuil megah di Indonesia yang wajib Anda kunjungi saat Tahun Baru Imlek.
1. Maha Vihara Mojopahit di Mojokerto.
Vihara Mojopahit - Image from Indonesia.travel
Vihara Buddha Maha Vihara Mojopahit (Keduanya Kuil Pahi) di Mojokerto, Ptovinsi Jawa Timur adalah rumah bagi Buddha berbaring yang besar. Tepatnya di Trowulan, Mojokerto. Sekitar 5 kilometer dari ibukota Provinsi Jawa Timur, Surabaya.
Seluruh candi Buddha meliputi area seluas 20.000 meter persegi. Lingkungan sekitar kuil Buddha elegan dan tenang, dengan halaman rumput terbuka dan pepohonan hijau yang rimbun.
Ini adalah kuil yang megah, mengadopsi arsitektur atap yang kaya gaya Jawa, serta menggabungkan format arsitektur candi Indonesia dan Tiongkok yang unik.
Di kedua sisi pintu masuk kuil candi berjajar rapi dengan patung-patung dewa pintu.
Kuil yang luas ini menyimpan patung Buddha seperti Guanyin Seribu Tangan, Buddha Maitreya, Sakyamuni, dll. Buddha berwajah empat juga diabadikan di paviliun di belakang kuil.
Di sisi kanan kuil Buddha, cahaya Buddha bersinar ke segala arah dan Buddha berbaring yang besar muncul, membuat hati damai.
Patung Buddha berbaring raksasa yang menghadap ke selatan ini memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter.
Tubuhnya kuning emas menyilaukan dengan cahaya keemasan, dan cahaya Buddha bersinar di mana-mana. Ada juga dinding batu yang diukir dengan cerita pencerahan Buddha di sekitar tempat tidur Sang Buddha.
2. Kwan Sing Bio di Tuban.
Kuil Kwan Sing Bio di Tuban. - Image from Indonesia.travel
Kelenteng Guan Sheng terletak di Jalan R.E. Martadinata Road No.1, Kota Tuban, Kabupaten Tuban Pantai Utara Jawa Timur.
Keistimewaan candi ini adalah adanya patung kepiting besar di atas pintu gerbang. Di dunia, ini adalah satu-satunya kuil dengan patung kepiting sebagai simbol.
Kepiting sebenarnya bukanlah sesuatu yang istimewa. Dijelaskan bahwa pengurus kuil bermimpi kepiting raksasa memasuki Kuil Guansheng, sehingga pengurus kuil memutuskan untuk membangun patung kepiting di gerbang.
Kuil Guansheng dipersembahkan untuk dewa kesetiaan dan kebenaran, Kaisar Agung Guansheng.
Dengan ketinggian 30,40 meter, patung Guan Sheng merupakan patung terbesar di Asia Tenggara. Pada hari pertama dan kelima belas kalender lunar, tidak hanya penduduk lokal, tetapi juga orang Tionghoa di Singapura dan Malaysia yang datang untuk membakar dupa dan bersembahyang.
Bangunan kuil sebagian besar bergaya Tionghoa, sebagian besar berwarna kuning dan merah. Ada banyak tempat di sini yang layak untuk dijadikan latar foto.
Pastikan untuk datang berdoa memohon berkah selama Tahun Baru Imlek dan pada saat yang sama meniru kesetiaan dan kejujuran Kaisar Suci Guan Sheng.
3. Vihara Avalokiteswara di Madura.
Kuil Kwan Im Kiong - Image from Indonesia.travel
Kuil Guanyin atau dikenal juga dengan nama Kwan Im Kiong adalah salah satu dari tiga kuil besar yang ada di Madura yang terletak di Pulau Madura, Kecamatan Pamekasan, Kota Galis.
Kuil ini dibangun pada abad ke-18 dan menempati lahan seluas 3 hektar, sebagian besar berwarna merah. Kuil ini memiliki patung Bodhisattva Guanyin setinggi 1,55 meter.
Pada hari pertama dan kelima belas kalender lunar. Festival keagamaan dan Festival Musim Semi banyak orang datang untuk memuja Bodhisattva Guanyin yang welas asih, berharap hidup akan aman dan semuanya akan berjalan dengan baik.
Kuil Guanyin ini unik. Di tengahnya terdapat tiga agama ini ada tempat berdoa umat Islam dan sebuah pura Hindu, sehingga menjadi simbol kerukunan antar umat beragama.
Di tempat ibadah umat muslim berwarja hijau berukuran 4x4 meter ini mirip dengan masjid di Jawa dan dipuncaki oleh piramida berlantai tiga.
Meski luasnya relatif kecil, namun fasilitas salat di dalamnya cukup lengkap.
Pura Hindu berukuran 3x3 meter ini dibangun atas permintaan mantan Kapolres Madura yang beragama Hindu.
4. Hong San Tang di Surabaya.
Kuil Hong San Tang - Image from Indonesia.travel
Terletak di Jalan Sukolilo no. 100, Pantai Kenjeran, Kota Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur, Hong San Tang adalah kuil Buddha, Taoisme, dan Konghucu.
Kuil ini dibuka secara resmi dengan Festival Musim Semi tahun 1999. Desain arsitektur dan lokasinya unik. Terletak di laut, kuil ini memiliki patung Bodhisattva Guanyin setinggi 20 meter dan 4 pelindungnya.
Ada dua patung naga dengan panjang 6 meter di sebelah patung Bodhisattva Guanyin.
Saat ini, kuil ini bukan hanya sebagai tempat bagi umat beragama untuk berdoa tapi juga sudah menjadi daya tarik wisata di kawasan Kenjeran Surabaya, sehingga banyak wisatawan atau masyarakat yang hanya ingin berfoto datang berkunjung.
Selama Festival Musim Semi, orang Tionghoa datang untuk membakar dupa dan berdoa, yang penuh dengan suasana meriah.
5. Ling Gwan Kiong di Singaraja, Bali Utara.
Kuil Ling Gwan Kiong - Image from Indonesia.travel
Jika Anda pergi ke kota tua Singaraja, Provinsi Bali, di dekat gerbang Burelung, Anda akan menemukan sebuah kuil Tiongkok yang indah "Ling Gwan Kiong".
Kuil ini milik Kuil Sanjiao dan sangat dekat dengan pelabuhan tua. P
Penduduk setempat menyebut kuil ini Klenteng. Konon kuil ini dibangun pada 1873, namun naskah kuno membuktikan bahwa kuil tersebut dibangun pada tahun ke-12 Dinasti Qing.
Banyak umat Tionghoa datang untuk beribadah setiap hari, belum lagi Festival Musim Semi. Kuil ini didominasi warna kuning dan merah, dan pemandangannya indah.
Ada kolam teratai merah muda dan putih di mana sejumlah besar ikan mas berenang bebas. Anda harus menyeberangi jembatan di atas kolam untuk memasuki kuil.
Ada patung Buddha emas di kuil. Yang sangat membuat orang terkesan adalah mural para dewa. Pintu masuk dan mural di dinding semuanya dilukis dengan tangan.
Ada juga taman kecil di kuil. Di luar taman kecil Anda akan melihat kura-kura berjalan-jalan di kolam atau di lantai keramik.
Anda dapat mengunjungi semua bagian candi, tetapi di mana penduduk setempat sembahyang atau membakar dupa, sehingga Anda harus melepas sepatu Anda.
6. Candi Semarang Dajue
Sembayang saat perayaan Xin cia - Image from blorakab.go.id
Selain Klenteng Sam Poo Kong, ada klenteng terkenal lainnya di Semarang, ibukota Provinsi Jawa Tengah. Yaitu Klenteng Dajue.
Pembangunan Kuil Dajue tidak dapat dipisahkan dengan Kuil Sam Poo Kong.
Konon Semarang awalnya hanya memiliki satu Sam Poo Kong sebagai kuil bagi orang Tionghoa untuk memuja Dewa Sanbao.
Tetapi pada saat itu tanah tersebut milik orang Yahudi, orang Tionghoa harus membayar untuk mengunjungi Dewa Sanbao sehingga kemudian orang Tionghoa memutuskan untuk membangun kuil pengorbanan lain untuk menyembah Zheng He - Kuil Dajue.
Klenteng Semarang Dajue dibangun pada tahun 1735 dan merupakan Klenteng Tionghoa terbesar di Kota Semarang.
Di Kuil Dajue selain Bodhisattva Buddha dan penyembah dewa Sanbao, Taois Taishang Laojun, dan berbagai dewa yang dipuja oleh Tiongkok, seperti Fuzheng Shen, Konfusius, Guan Gong, Jiang Ziya dan lain sebagainya semuanya berkumpul di sini.
Sebuah perahu Zheng He (Master Sanbao) sepanjang 30 meter diparkir di sungai di depan Kuil Dajue, yang menunjukkan suasana zaman Zheng He saat itu.
7. Tri Dharma Chandra Nadi di Palembang.
Kuil Tri Dharma Chandra Nadi - Image from Indonesia.travel
Kelenteng Tri Dharma Chandra Nadi adalah kelenteng Buddha, Taoisme, dan Khonghucu yang terletak di Kecamatan Ulu 10, Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Dibangun pada tahun 1733 untuk menggantikan kelenteng di Kecamatan Ulu 7 yang habis dilalap api.
Begitu Anda memasuki gerbang ada "Surga" atau altar Tuhan. Lebih jauh ke dalam, patung-patung para Buddha dan dewa-dewa ini berjajar secara berurutan,
Mazu (Perawan Surga), Guanyin Bodhisattva (Bodhisattva penyembuh), Buddha Shakyamuni, Buddha Maitreya, Jinhua Niangniang, Raja Yama dan patung harimau.
Banyak orang datang untuk memberi penghormatan kepada Guanyin Bodhisattva dan berdoa kepada Bodhisattva untuk menyembuhkan orang sakit.
Menurut panitera kuil, ada seorang pasien kanker yang menyembah Guanyin dan kemudian mengambil obat dari mereka. Mereka yang percaya akan menjadi lebih baik.
8. Cu An Kiong (Istana Ci An) di Lasem.
Kuil Cu An Kiong - Image from Indonesia.travel
Lasem, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia adalah kota kecil di pesisir utara Jawa Tengah dengan sejarah panjang dan suasana Tionghoa yang kental.
Ada tiga kuil kuno di Lassen, yang tertua di antaranya adalah Cu An Kiong yang dibangun pada tahun 1450. Kuil barat ini dikatakan sebagai kuil Mazu tertua di Jawa.
Kuil ini dibangun dari kayu jati. Dua tiang utama penyangga candi masih sama dan belum diganti sampai sekarang. Karena letaknya di depan Sungai Lassen, candi ini sering kebanjiran dan direnovasi pada tahun 1838.
Kuil utama adalah altar Maria, bukan untuk umum. Ada juga guci yang dipersembahkan untuk Raden Panji Margono, beliau adalah pahlawan yang mengatur strategi untuk menyerang Belanda saat itu.
Di salah satu pintu kelenteng, terdapat lukisan dua orang Tionghoa Lassen di kedua sisi pintunya, Bi Nang Un dan Na Li Ni, yang mengajari warga setempat membatik. (*)
Advertisement