Justice for floyd - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.
Minneapolis, Bolong.id - Kematian George Floyd di tangan seorang aparat kepolisian Minneapolis terus menjadi perhatian publik seluruh dunia lantaran peristiwa ini menyulut api unjuk rasa dan kerusuhan di berbagai wilayah di Amerika Serikat (AS), bahkan di luar wilayah AS seperti Hong Kong. Dilansir dari nytimes.com, lusinan orang berkumpul di depan Konsulat AS di Hong Kong, meski diterpa hujan deras pada hari Minggu lalu (7/6/2020), untuk melakukan aksi protes atas kematian George Floyd.
Sementara itu, dikabarkan dari seorang mantan rekan kerja George Floyd dan Derek Chauvin yang mengatakan kedua orang tersebut pernah bekerja di suatu kelab malam yang bernama El Nueve Rode dan saling mengenal satu sama lain, meskipun saling kenal, ternyata hubungan keduanya tidak akur.
Di kelab malam tersebut, George Floyd bekerja sebagai penjaga keamanan di bagian dalam ruangan, sedangkan Derek Chauvin, jika tidak bertugas menjadi polisi atau sedang libur akan menjadi penjaga di luar ruangan kelab tersebut. Menurut keterangan dari pemilik kelab, Maya Santamaria, mengatakan bahwa George Floyd telah bekerja di kelab malam El Nueve Rode sejak tahun 2019, yang berarti baru 1 tahun memulai karirnya ditempat itu, sedangkan Derek Chauvin sudah bekerja selama 17 tahun.
Maya Santamaria merasa tidak yakin apabila keduanya saling mengenal, apalagi sampai bertemu. Namun, berbeda dengan pernyataan dari David Pinney yang merupakan pekerja di kelab tersebut yang menyatakan bahwa George Floyd dan Derek Chauvin sempat bertemu sebelum adanya insiden pembunuhan tersebut.
Akan tetapi, Maya Santamaria mengungkapkan bahwa sikap, perilaku, raut wajah dari Derek Chauvin sang tersangka pembunuhan, akan berubah jika diadakannya acara dari komunitas kulit hitam di kelab malamnya. Santamaria juga merasa bahwa Derek Chauvin memiliki masalah dengan ras kulit hitam sehingga ada rasa takut dan terintimidasi.*
Advertisement