Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id – Tiongkok mengatakan dengan jelas dan mantap hati bahwa pihaknya tidak akan bergabung dengan negosiasi kontrol senjata trilateral antara Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Rusia. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Hua Chunying (华春莹), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, pada hari Kamis (11/6/2020) dalam menanggapi komentar dari Utusan Khusus AS untuk Kontrol Senjata Marshall Billingslea pada hari Selasa lalu (9/6/2020) yang meminta Tiongkok untuk mempertimbangkan kembali keputusannya untuk tidak bergabung dengan negosiasi tersebut.
Hua Chunying (华春莹) mengatakan bahwa AS telah berkali-kali menyeret Tiongkok ke dalam masalah perpanjangan Perjanjian START Baru. Perjanjian START Baru atau Pengurangan Senjata Strategis adalah perjanjian pelucutan senjata nuklir antara AS dan Federasi Rusia yang ditandatangani pada tanggal 8 April 2010 di Praha. Hua menegaskan bahwa tenaga nuklir yang dimiliki Tiongkok tidaklah berada dalam urutan yang sama besarnya dengan AS dan Rusia, lagipula saat ini juga bukanlah waktu yang tepat bagi Tiongkok untuk berpartisipasi dalam perundingan perlucutan senjata nuklir.
Meskipun tidak berpartisipasi dalam perundingan trilateral tersebut, tidak berarti Tiongkok absen dalam upaya global untuk gerakan pelucutan nuklir. Hua Chunying (华春莹) mencatat bahwa Tiongkok telah secara aktif menyerukan konferensi perlucutan senjata dan mekanisme P5 untuk langkah-langkah substantif, yang bertujuan agar mengurangi risiko perang nuklir dan menjaga stabilitas dan kedamaian dunia.
Hua Chunying (华春莹) juga mengatakan bahwa AS telah menghalangi upaya perlucutan senjata nuklir dan pergi menjauh dari partisipasi perundingan perlucutan senjata nuklir selama ini. Hua Chunying (华春莹) menambahkan, dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, AS harus menanggapi secara positif seruan Rusia untuk memperpanjang Perjanjian START Baru dan mengurangi persediaan senjata nuklirnya, serta menciptakan kondisi agar negara-negara pemilik senjata nuklir lainnya mau bergabung dalam diskusi perlucutan senjata nuklir tersebut. Sebagai pemilik persenjataan nuklir terbesar, AS memiliki tanggung jawab khusus dan besar dalam upaya perlucutan senjata nuklir, melansir dari laman xinhuanet.com.
Advertisement