Lama Baca 4 Menit

Ga Perlu Halu Lagi, Ini Cara Baru Traveling di Tengah Pandemi COVID-19

31 May 2020, 09:07 WIB

Ga Perlu Halu Lagi, Ini Cara Baru Traveling di Tengah Pandemi COVID-19-Image-1

turis tiongkok - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghububgi kami

Beijing, Bolong.id - Meski vaksin COVID-19 sampai saat ini masih belum tersedia dan dalam penelitian, namun beberapa negara di Asia mulai berani untuk membuka kembali sejumlah destinasi wisata mereka dengan menawarkan protokol standar kesehatan dan inovasi terbaru, salah satunya melalui metode Gelembung perjalanan atau "Travel Bubble" yang berarti suatu zona dimana orang dapat bepergian secara bebas, dengan syarat tidak keluar dari batasan yang telah ditetapkan.

Travel Bubble saat ini telah menjadi kata kunci baru bagi sejumlah negara-negara yang berharap dapat kembali meningkatkan ekonomi mereka paska  COVID-19, dengan memulai kembali industri pariwisata. Dilansir dari South China Morning Post, Korea Selatan dan Tiongkok pada tanggal 01 Mei 2020 lalu telah menjalankan Travel Bubble dengan membuka satu perjalanan bisnis antara Korea Selatan dan 10 wilayah di Tiongkok dengan beberapa syarat, salah satunya dinyatakan negatif dalam tes asam nukleat untuk COVID-19, baik sebelum keberangkatan maupun setelah kedatangan.  

Tak bisa dipungkiri, pariwisata telah sejak lama menjadi pendukung utama perekonomian suatu negara, khususnya bagi negara-negara di Asia. Karena itu, saat ini semakin banyak negara yang berencana membentuk metode gelembung perjalanan seperti Singapura, Australia, Kanada, Korea Selatan dan Selandia Baru. Negara- negara tersebut saat ini sedang menyusun protokol baku standar kesehatan dalam hal pengujian dan pelacakan. 

Wong King Yin ( 黄敬贤) Ahli pariwisata Universitas Teknologi Nanyang ( 南洋理工大学) , mengatakan, “Semua tahu jika mereka ingin merangsang ekonomi, maka perlu membuka kembali perbatasan mereka. Tapi masalahnya, mereka masih tidak yakin apakah akan ada gelombang virus kedua atau ketiga sehingga semua orang berusaha melakukannya secara bertahap," sebutnya.

Untuk saat ini, Tiongkok adalah pasar yang menggiurkan bagi negara-negara di dunia. Diperkirakan sekitar 1 miliar wisatawan asal Tiongkok melakukan perjalanan ke luar negeri setiap tahunnya. Maka dimaklumil, wisatawan Tiongkok menjadi kunci untuk memulai kembali pariwisata di Asia. Survei yang dilakukan Asosiasi Pariwisata Asia-Pasifik ( 亚太旅游协会) menyimpulkan, dari 1.252 orang Tiongkok yang disurvei pada Maret 2020 lalu, 60% mengatakan mereka akan melakukan perjalanan wisata tahun ini jika pandemi dapat terkendali. 

Negara-negara Asean termasuk yang cukup concern untuk membenahi Industri pariwisata mereka. Beberapa negara bahkan telah melakukan promosi perjalanan virtual untuk menarik wisatawan, terutama yang berasal dari Tiongkok. Kamboja, misalnya. Saat ini sedang mempersiapkan paket yang menampilkan protokol kesehatan dan keselamatan seperti social-distancing di bus dan di restoran untuk menarik wisatawan Tiongkok. Sementara di Singapura, agen perjalanan Dynasty Travel mengatakan, Tiongkok masih menjadi pasar utama dan sedang mencari cara untuk merayu kembali wisatawan Tiongkok. Adapun di Indonesia, destinasi wisata kota Yogyakarta dan provinsi Kepulauan Riau berharap untuk dibuka kembali pada bulan Oktober mendatang. 

Sumber: scmp.com dan travel.detik.com