Lama Baca 4 Menit

Peneliti China Ukur Ulang Sejarah Ketinggian Dataran Tinggi Qinghai-Tibet

14 December 2020, 11:33 WIB

Peneliti China Ukur Ulang Sejarah Ketinggian Dataran Tinggi Qinghai-Tibet-Image-1

Dataran Tinggi Qinghai-Tibet - Image from China Daily

Beijing, Bolong.id - Bagaimana Dataran Tinggi Qinghai-Tibet tumbuh ke puncak dunia? Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti Tiongkok telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa dataran tinggi tersebut naik ke ketinggian yang saat ini lebih baru dari yang diperkirakan sebelumnya.

Menurut penelitian yang dipublikasikan online awal pekan ini di jurnal Science Advances, Dataran Tinggi Qinghai-Tibet bagian tengah dan selatan naik menjadi antara 3.500 meter dan 4.500 meter sekitar 26 juta hingga 21 juta tahun lalu. Penemuan ini menantang kepercayaan umum bahwa dataran tinggi tersebut mencapai ketinggian 4.600 meter sejak 40 juta tahun lalu.

Peneliti utama Fang Xiaomin, dari Institute of Tibetan Plateau Research di bawah Chinese Academy of Sciences, mengatakan hasil tersebut berasal dari analisis fosil tanah di Lunpola Basin, "lokasi utama untuk menentukan sejarah ketinggian dataran tinggi."

Terletak di bagian tengah Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, cekungan ini adalah rumah bagi tanah fosil yang kaya dan terawat baik, tumbuhan dan hewan tropis yang dapat digunakan untuk menganalisis pengangkatan dataran tinggi tengah dan selatan, serta sejarah iklim dan perubahan lingkungan, Fang menjelaskan.

Dilansir dari China Daily, analisis menunjukkan bahwa dataran tinggi tengah dan selatan pertama kali berubah bentuk secara perlahan dan surut antara 42 juta dan 25 juta tahun lalu, dan meningkat 25 juta hingga 20 juta tahun lalu.

"Ini menunjukkan dataran tinggi lebih rendah dari 2.300 meter sekitar 40 juta tahun lalu, dan tumbuh di atas 3.500 meter sekitar 26 juta hingga 21 juta tahun lalu," kata Fang.

Fang mengatakan kepada Xinhua bahwa mengkalibrasi sejarah ketinggian di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet adalah "penelitian yang sangat penting."

Dia mengatakan dataran tinggi adalah daerah terdeformasi dan terangkat yang paling khas di Bumi, dan juga merupakan daerah di mana gunung berapi dan gempa bumi sangat aktif. Dengan demikian, memahami evolusi ketinggian dataran tinggi sangat penting untuk memahami mekanisme pertumbuhan dan konstruksinya, serta bencana geologi dan bentang alam yang relevan.

Selain itu, hasil studi dapat membantu kita memahami pengaruh ketinggian dataran tinggi pada iklim regional dan global, lingkungan dan keanekaragaman hayati, kata peneliti, yang timnya akan mempelajari hubungan antara pengangkatan dataran tinggi dan evolusi monsun Asia.

Studi ini ditulis bersama oleh para peneliti dari China University of Geosciences, Lanzhou University, Potsdam University in Germany, dan University of Rennes in France. (*)