Ilustrasi Siswa Tiongkok Menjalani Sekolah Daring - Image from South China Morning Post
Beijing, Bolong.id - Sebuah survei oleh China Youth Daily menemukan 86,3 persen orang Tiongkok yang diwawancarai oleh surat kabar tersebut memiliki pengalaman work-from-home atau bekerja dari rumah karena epidemi COVID-19 dan 63,7 persen dari mereka percaya bahwa telecommuting adalah masa depan pekerjaan.
Di antara 2.002 responden, generasi pasca 1980 menyumbang 42,2 persen, diikuti oleh generasi pasca 1990 pada 40,7 persen dan generasi pasca 1970 pada 9,7 persen.
Sementara beberapa mengatakan kerja jarak jauh memiliki banyak manfaat, seperti fleksibilitas yang lebih besar, dan lain menunjukkan bahwa praktik kerja yang fleksibel mungkin memiliki kelemahan seperti adanya distraksi.
Menurut survei, 52 persen responden berpikir bahwa telecommuting atau teleworking dapat meningkatkan efisiensi pekerja jarak jauh, sementara 19 persen percaya sebaliknya.
Para pendukung telecommuting mengatakan pekerjaan jarak jauh tidak hanya menghemat waktu perjalanan mereka tetapi juga mengurangi kemacetan lalu lintas dan mengurangi jejak karbon, yang merupakan cara yang baik untuk menjadi ramah lingkungan.
Lebih dari separuh hasil survei mengatakan bekerja dari rumah dapat membantu mereka menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan dengan lebih baik. Namun, lebih dari 50 persen responden juga menunjukkan bahwa bekerja dari rumah dapat mengaburkan batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Sekitar 41 persen dari hasil survei mengatakan mereka merasa lebih sulit untuk berkomunikasi dengan rekan kerja saat bekerja dari jarak jauh. (*)
Advertisement